Beranda | Artikel
Pelajaran Dari Kisah Nabi Musa Dengan Firaun!
Minggu, 17 Maret 2019

AMBILLAH PELAJARAN DARI KISAH NABI MUSA ALAIHISSALLAM DENGAN FIR’AUN!

Kekuasaan dan kedudukan telah membuat Fir’aun lupa diri sehingga segala cara dilakukan untuk mempertahankannya, tidak peduli meski harus mengorbankan banyak nyawa. Betapa banyak anak laki yang sudah dibunuh atas perintahnya hanya karena khawatir kekuasaannya akan digoyang oleh calon generasi penerus itu. Tidak hanya sampai disitu, bahkan sampai-sampai dia mengaku dirinya sebagai tuhan yang harus disembah.

فَحَشَرَ فَنَادَىٰ﴿٢٣﴾فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَىٰ

Lalu dia mengumpulkan (pembesar-pembesar), lalu berseru memanggil kaumnya. (seraya) berujar, ’Akulah ilahmu (sesembahanmu) yang paling tinggi.’ [An-Nâzi’ât/79:23-24]

Kedatangan nabi Musa Alaihissallam dengan saudaranya nabi Harun Alaihissallam tidak mampu menyadarkan Fir’aun dari kekufuran dan kesombongannya. Padahal, dakwah nabi Musa Alaihissallam dan saudaranya itu sudah dilakukan dengan cara terbaik yaitu dengan lemah lembut, sebagaimana perintah Allâh Azza wa Jalla :

فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ

Berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut. [Thaha/20:44]

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa salam juga melakukan dialog dengan cara baik dan menunjukkan bukti kebenaran risalah yang beliau bawa berupa mu’jizat. Akan tetapi mu’jizat yang Allâh Azza wa Jalla berikan kepada nabi-Nya Musa Alaihissallam justru dianggap sebagai sihir. Bertolak dari anggapan keliru ini, Fir’aun, si raja zhalim tersebut mengerahkan pada penyihir di negaranya untuk mengalahkan mu’jizat yang dibawa oleh Nabiyullah Musa Alaihissallam dan mereka yakin akan berhasil mengalahkan nabi Musa Alaihissallam. Namun faktanya, para tukang sihir itu menjadi sadar dan yakin bahwa apa yang ditunjukkan oleh Musa Alaihissallam bukanlah sihir. Oleh karena itu, mereka mengikrarkan keimanan mereka kepada Musa Alaihissallam dihadapan Fir’aun, meski mereka diancam siksa. Peristiwa ini menjadi sebuah tamparan keras yang seharusnya bisa menyadarkannya dan membuatnya berpikir. Namun ternyata tidak juga.

Ancaman demi ancaman terus diarahkan kepada nabi Musa Alaihissallam dan para pengikutnya. Fir’aun mengancam akan membunuh nabi Musa Alaihissallam , sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya yang artinya :

وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُونِي أَقْتُلْ مُوسَىٰ وَلْيَدْعُ رَبَّهُ ۖ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُبَدِّلَ دِينَكُمْ أَوْ أَنْ يُظْهِرَ فِي الْأَرْضِ الْفَسَادَ

Dan Fir’aun berkata (kepada para pembesarnya), “Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Rabbnya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi.” [Ghafir/40:26]

Dan Nabi Musa Alaihissallam merespon ancaman ini dengan doa:

وَقَالَ مُوسَىٰ إِنِّي عُذْتُ بِرَبِّي وَرَبِّكُمْ مِنْ كُلِّ مُتَكَبِّرٍ لَا يُؤْمِنُ بِيَوْمِ الْحِسَابِ

Dan Musa Alaihissallam berkata, “Sesungguhnya aku berlindung kepada Rabbku dan Rabbmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari berhisab.” [Ghafir/40:27]

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengajak Fir’aun dan pengikutnya agar beribadah kepada Allâh Azza wa Jalla namun hasilnya tidak seperti yang diharapkan, bahkan kekufuran mereka semakin menjadi-jadi dan mereka terus menghalangi orang-orang yang hendak beriman. Nabi Musa Alaihissallam pun berdoa agar mereka ditutup hatinya agar tidak beriman sampai melihat adzab Allâh Azza wa Jalla. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَىٰ أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوا حَتَّىٰ يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ ﴿٨٨﴾ قَالَ قَدْ أُجِيبَتْ دَعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيمَا وَلَا تَتَّبِعَانِّ سَبِيلَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

 Ya Rabb kami! Binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih.

Allâh berfirman, “Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui.” [Yunus/10: 88- 89]

Akhir kisah yang menyedihkan. Fir’aun dan bala tentaranya ditenggelamkan oleh Allâh saat berupaya mengejar nabi Musa Alaihissallam dan para pengikutnya yang sedang menyeberangi lautan yang terbelah. Saat sudah tidak berdaya lagi ditengah amukan ombak yang menggulung, barulah Fir’aun, penguasa yang super sombong itu menyatakan keimanannya kepada Rabb nabi Musa Alaihissallam . Namun, keimanan seseorang dalam kondisi seperti ini sudah tidak lagi bermanfaat sama sekali. Kesengsaraan abadi yang tidak terperikan menjadi bagiannya.

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah ini, sebagai apapun kita, baik sebagai rakyat biasa ataupun penguasa yang sedang berada dipuncak kekuasaan. Sadarlah! Cepat atau lambat, semua akan berakhir dan pasti akan melihat hasil dari perbuatannya selama hidupnya.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun XXI/1439H/2017M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/11335-ambillah-pelajaran-dari-kisah-nabi-musa-alaihissallam-dengan-firaun.html